Radarkoran.com - Alergi dingin atau urtikaria dingin adalah kondisi yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang.
Ketika seseorang terpapar suhu dingin, baik dari udara maupun air, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi berlebihan dengan melepaskan histamin. Reaksi ini menyebabkan berbagai gejala yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Perlu diketahui, bahwa penyebab utama dari alergi dingin adalah reaksi sistem imun yang tidak normal terhadap suhu rendah. Saat kulit terpapar suhu dingin, tubuh menganggapnya sebagai ancaman dan mulai melepaskan histamin dan zat kimia lainnya ke dalam aliran darah.
Hal ini dapat menyebabkan reaksi alergi yang terlihat pada kulit, seperti ruam atau bentol-bentol. Selain itu, faktor genetik juga berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi dingin.
Jika ada riwayat alergi dalam keluarga, kemungkinan untuk mengembangkan kondisi ini menjadi lebih tinggi. Selain itu, anak-anak dan remaja lebih rentan terhadap alergi dingin dibandingkan orang dewasa.
BACA JUGA:Buka Puasa, 3 Menu Makanan Ini Ampuh Menjaga Berat Badan
Gejala alergi dingin biasanya muncul dalam waktu singkat setelah terpapar suhu dingin. Beberapa gejala umum termasuk gatal-gatal, kemerahan pada kulit, dan pembengkakan. Dalam kasus yang lebih parah, reaksi bisa melibatkan penurunan tekanan darah dan bahkan kehilangan kesadaran.
Penting untuk mengenali gejala-gejala ini agar dapat segera mengambil langkah pencegahan. Jika Anda merasa mengalami reaksi setelah terpapar suhu dingin, sebaiknya segera mencari tempat hangat dan menghindari paparan lebih lanjut.
Untuk mencegah terjadinya reaksi alergi dingin, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Menghindari paparan langsung terhadap suhu dingin adalah cara paling efektif.
Misalnya, saat keluar di cuaca dingin, pastikan untuk mengenakan pakaian yang cukup hangat dan melindungi kulit dari angin.
Selain itu, menjaga kelembapan kulit dengan menggunakan lotion atau krim juga dapat membantu mencegah iritasi yang disebabkan oleh suhu dingin. Kulit yang kering lebih rentan terhadap reaksi alergi.