Khutbah Jum’at: Pilar-pilar Menegakkan Ibadah

Jumat 03 May 2024 - 08:50 WIB
Reporter : Candra Hadinata
Editor : Candra Hadinata

OLEH : H. SIBUAN, S.Ag. MHI
PENYULUH AGAMA ISLAM KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEPAHIANG

Dari mimbar juma’at ini kami mengajak saudara-saudara untuk bersama-bersama untuk bertaqwa kepada Allah SWT, taqwa dalam arti yang sebenarnya mengerjakan segala apa yang diperintahNya dan selalu menjauhi apa yang dilarangNya.

Hadirin, jemaah jumat yang dirahmati Allah SWT

Menegakkan peribadatan  merupakan misi dakwah para nabi dan para rasul, Sungguh Allah SWT telah mengutus pada setiap umat seorang rasul agar supaya orang-orang tersebut beribadah, agar supaya para rasul manyuruhkan umatnya beribadah kepada Allah SWT.

Allah SWT memuji para nabi dan para rasul dengan sifat-sifat penghambaan yang mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT. Seluruh nabi dan rasul dipuji oleh Allah SWT dengan satu sifat yaitu sifat sebagai seorang hamba.

Allah Berfirman dalam Al-Qur”an surat Al-Hijr ayat 98 dan 99
Artinya  : Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (Salat). Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).

Hadirin, jemaah jumat yang dirahmati Allah SWT
Peribadatan kepada Allah SWT, ini adalah puncak yang dituntut dan dicari oleh setiap muslim yang ingin mendapatkan kebahagiaan. Peribadatan kepada Allah SWT, itulah hakikat dari keberuntungan dan keberhasilan.

oleh karena itu, siapa yang yang mendapatkan kelezatan peribadatan ini, maka dia pasti mendapat keindahan dan kebahagiaan di syurga kelak dikemudian hari. Dan sebelum dia masuk ke syurga di akhirat, dia telah merasakan syurga di dunia, dengan kenikmatan ibadah kepada Allah SWT.

Karena itu nabi Muhammad SAW, beliau bersabda yang artinya ; ” Dan telah dijadikan penyejuk mataku itu ada didalam sholat “(H.R. Nasai dan Ahmad). Beliau anggap bahwa kesejukannya di kehidupan dunia adalah dengan melakukan sholat kepada Allah SWT, dan sholat ini sebagian dari ibadah kepada Allah SWT.

BACA JUGA:Khutbah Jum'at : Tetap Optimis, Semangat dan Tidak Merasa Hina

Hadirin, jemaah jumat yang dirahmati Allah SWT
Didalam menjelaskan makna hadits ini, karen hadits ini kadang seseorang melakukan sholat, tapi dia tidak merasakan nikmatnya dan sejuknya sholat tersebut. Maka Ibnul Qayyim r.a. beliau menjelaskan tentang hadits ini, beliau menyebut bahwa ada Enam Perkara pokok yang hendaknya dihadirkan oleh seorang hamba.

Enam hal ini adalah enam pilar ibadah kepada Allah SWT, yang hendaknya dihadirkan saat seorang melakukan ibadah salat. Dan enam hal ini juga tidak hanya terbatah didalam sholat saja, tetapi ini ada kaidah didalam semua ibadah yang ditegakkan kepada Allah SWT.

Pilar Yang Pertama Dalam Beribadah,
Bagi siapa yang ingin menegakkan ibadah kepada Allah SWT, harusnya dihadirkan didalam dirinya suatu keikhlasan kepada Allah SWT. Dia harus ikhlas dalam melakukan setiap ibadahnya, dia ikhlas menegakkan ibadah itu hanya untuk Allah SWT, bukan mengharapkan sanjungan manusia, karena Allah SWT hanya menerima ibadah yang ikhlas.

Oleh karena itu, keikhlasan adalah tuntutan didalam setiap perkara, di dalam setiap ibadah kepada Allah SWT. Apalagi itu adalah ibadah-ibadah yang agung, seperti ; Dalam menuntut ilmu agama, Dalam berdakwah dijalan Allah SWT, Menegakkan simbol-simbol Allah SWT.

Sudah banyak orang-orang berpikiran bahwa dirinya ingin berdakwah dijalan Allah SWT atau ingin menegakkan Agama, tetapi hakikatnya dia tidak berdakwah di jalan Allah SWT, melainkan dia menyuruh manusia agar mengikuti kemauannya sendiri, menyuruh manusia kepada kepentingannya, dan menyuruh manusia kepada hal-hal yang membawa kemaslahatannya sendiri. Karena itu keikhlasan harusnya dibawa dalam kemaslahatan beribadah kepada Allah SWT, dalam segala hal.

Pilar Yang Kedua Dalam Beribadah,
Dia menghadirkan posisi kejujuran, jenjang kejujuran, dan jenjang nasehat. Nasehat itu adalah seseorang yang mengikhlaskan sesuatu pada hal yang dia maksudkan, dia bersungguh-sungguh didalamnya, menegakkan kebaikan yang merupakan hal sesuatu itu, inilah yang dikatakan sebagai nasehat.

BACA JUGA:Khutbah Jum'at: Mengapa Rasulullah Mencintai Bulan Syakban

Kategori :