Untuk Ketahanan Pangan, Warga Desa Bukit Menyan Tanam Alpukat Mentega

UNGGULAN : Alpukat mentega atau disebut juga alpukat cipedak termasuk jenis alpukat unggulan, yang kini dibudidaya masyarakat Bukit Menyan sebagai ketahanan pangan. --IYUS/RK

KEPAHIANG RK - Alpukat mentega atau disebut juga alpukat cipedak, termasuk ke dalam jenis alpukat unggulan. Karena alpukat jenis ini memiliki buah dengan daging tebal, bertekstur kenyal, warna dagingnya kuning bersih seperti mentega. Alpukat jenis ini disebut cocok ditanam di Desa Bukit Menyan Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang. Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Bukit Menyan, Suwiknyo. 

Diterangkan Kades Suwiknyo, alpukat mentega dengan keunggulannya menarik minat masyarakat di desanya untuk menjadikan program ketahanan pangan. "Harga jual pun lebih tinggi dari alpukat jenis yang lain. Ya tujuan kita untuk menciptakan ketahanan pangan atau sebagai langkah penambahan pendapatan masyarakat desa. Kedepannya, dari tanaman alpukat ini masyarakat bisa mendapat tambahan penghasilan," kata Suwiknyo, Minggu 14 Januari 2024.

Lanjut Kades Suwikyo menerangkan, selain karena harga jualnya yang tinggi, masyarakat memilih alpukat jenis mentega lantaran varietas tersebut mudah dibudidayakan, walaupun hanya menggunakan lahan pekarangan rumah.

"Budidaya alpukat jenis ini cukup mudah, cukup dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Ya banyak manfaat bagi warga Desa Bukit Menyan di antaranya menjadi stimulus penguatan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, serta ketahanan pangan untuk memenuhi gizi keluarga," papar Kades Suwiknyo.

BACA JUGA:Desa Muara Langkap Kembangkan Alpukat Miki, Ini Keunggulannya

Dia menambahkan, tanaman alpukat mentega ini sama dengan tanaman alpokat pada umumnya, tidak perlu penanganan khusus, baik itu di dalam perawatan batang maupun pengolahan lahan. Bahkan alpukat jenis ini bisa ditanam disela-sela tanaman lain tanpa perlu mengosongkan lahan.

"Luas tanah 1 hektar dapat ditanami alpukat jenis ini hingga 400 batang, dengan jarak tanam 5 kali 5 meter. Ya dalam waktu 2 tahun, sudah bisa berbuah dengan hasil per batang 10 Kilo hingga 20 Kilogram, tergantung kerimbunan dan kuatnya dahan pohon. Dalam artian, masa berbuah hingga banyaknya buah petani bisa mengatur sendiri," demikian Kades Suwiknyo.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan