Tinggal dengan Anak Gangguan Jiwa, Kakek Ali Butuh Uluran Tangan Dermawan

REYOT : Kondisi rumah Kakek Wan Ali warga Desa Cinta Mandi Kecamatan Bermani Ilir, yang tinggal di rumah reyot dengan anak yang nengalami gangguan jiwa.--RIAN/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Diusia senja, Wan Ali, kakek berusia 75 tahun warga Desa Cinta Mandi Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu masih harus merasakan kerasnya kehidupan.

Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dirinya terkadang hanya bisa bergantung kepada warga sekitar. Kakek Ali, biasa warga sekitar memanggilnya, keseharian hanya bekerja sebagai pengerajin sarung parang yang pendapatannya tidak menentu.

Kakek tinggal bersama kedua anaknya, yaitu Pen (50) dan To (40). Malangnya lagi salah satu anak Kakek Ali ini mengalami gangguan kejiwaan. 

Kades Cinta Mandi, Redo Mardo, Senin 26 Februari 2024 mengatakan Kakek Ali yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pengerajin sarung parang yang setiap hari belum tentu ada yang memesan. 

Dengan kondisinya itu masih perlu uluran tangan darmawan. Apalagi untuk mendapatkan kebutuhan makan sehari-hari, mereka terkadang bergantung kepada warga sekitar rumah. 

Dilanjutkan Kades Redo, Kakek Ali ini tinggal dirumah berukuran 4x6 meter yang merupakan bantuan dari pemerintah daerah pascabanjir besar yang melanda sekitar tahun 2007 lalu.

Namun kondisi rumahnya saat ini juga sangat memprihatinkan karena sudah banyak mengalami kerusakan.

"Beban Kakek Ali sangat berat, ditambah salah satu anaknya juga mengalami gangguan jiwa yang butuh pengobatan secara rutin, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun itu sulit terpenuhi," jelas Kades Redo.

Untuk membantu kakek Ali lanjut Redo,  pemerintah desa hanya bisa memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dianggarkan dari Dana Desa. Pihaknya juga sudah mengusulkan rehab rumah Kakek Ali ke dinas terkait. Hanya saja hingga kini belum ada tindaklanjutnya. 

BACA JUGA:Dinsos Kepahiang Fasilitasi Pengobatan Warga yang Mengidap Kanker Tulang

"Selain tempat tinggal yang tidak layak, beban ekonomi pun selalu kekurangan, untuk tempat tidur pun meraka hanya tidur di tikar yang sudah lusuh. Sedangkan untuk membantu kesehariannya, para warga bergantian memberikan makanan ataupun sembako. Itupun jika warga memiliki uang lebih, mengingat warga kami juga banyak yang dikategorikan masyarakat kurang mampu," sampai Redo Lagi.

Diakui Redo, pernah ada orang yang mengaku sebagai petugas dari Dinsos Kepahiang yang sudah mendata anak dari Kakek Ali yang mengalami gangguan jiwa. Hanya sampai kini juga belum ada tindaklanjutnya.

Dengan kondisi yang dialami Kakek Ali, Redo berharap ada pihak-pihak terkait ataupun para darmawan dapat mengulurkan tangan membantu. 

"Kami sangat berharap uluran tangan dari semua pihak untuk membantu keluarga Kakek Ali. Untuk yang berniat, juga dapat langsung menghubungi perangkat desa," demikian Redo. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan