Kualitas Baterai: Baterai yang kurang berkualitas atau tidak sesuai spesifikasi akan lebih mudah rusak dan memiliki umur pakai lebih pendek.
Kerusakan Sel atau Ketidakseimbangan: Sel-sel baterai yang rusak atau ketidakseimbangan kapasitas antar sel dapat menyebabkan stres tinggi pada beberapa sel dan memicu kegagalan.
Usia Pakai: Baterai memiliki umur pakai terbatas dan akan mengalami degradasi seiring waktu.
BACA JUGA:Segini Biaya Harian Motor Listrik Alva N3, Lebih Murah dari Jajan Bakso
4. Faktor Lingkungan dan Kondisi Ekstrem:
Suhu Ekstrem: Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat memengaruhi kinerja dan umur baterai.
Paparan Cuaca: Paparan langsung terhadap sinar matahari dan hujan dapat mempercepat kerusakan komponen baterai.
5. Masalah Sistem Kontrol dan Komponen Lain:
Masalah BMS: Kerusakan pada sistem manajemen baterai (BMS) dapat menyebabkan distribusi daya tidak merata atau pembacaan yang tidak akurat.
Kerusakan Komponen Internal: Getaran berlebihan akibat poros tidak sejajar atau bantalan yang aus dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada motor dan komponen yang terhubung.
Motor listrik pada umumnya aman digunakan saat hujan karena komponennya sudah dirancang dan disertifikasi untuk tahan air, seperti standar IP rating. Namun, penggunaan tetap harus bijak yakni dengan cara menghindari menerjang banjir yang dalam karena bisa merusak komponen listrik, dan pastikan motor dibersihkan serta dikeringkan setelah terkena hujan untuk mencegah karat dan korosi.
Komponen utama motor listrik, seperti baterai dan dinamo, memiliki standar perlindungan dari debu dan air, yaitu IP rating. Semakin tinggi angka IP rating, semakin baik perlindungannya terhadap air.
BACA JUGA:Pengguna Motor Listrik Ternyata Tetap Bayar Pajak Tahunan
Baterai dan komponen vital lainnya biasanya terletak di tempat yang aman dan tertutup, terlindung dari genangan air. Motor listrik dilengkapi dengan sistem deteksi kerusakan listrik (ground fault detection system) yang dapat mendeteksi masalah pada sambungan listrik akibat air.