BENGKULU RK - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu telah merilis data terkait hasil Sensus Pertanian 2023 (ST2023) di wilayah Bengkulu. Dari hasil data yang dirilis disebutkan jika jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Provinsi Bengkulu sebanyak 335.782 unit atau naik 8,72 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 308.854 unit.
Lalu jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) di Provinsi Bengkulu sebanyak 319.131 rumah tangga, naik 15,15 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 277.136 rumah tangga.
"Rasio Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di Provinsi Bengkulu terhadap Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) sebesar 1,05 poin atau mengalami penurunan 0,06 poin dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 1,11 poin," ungkap Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME.
Selain itu, dari jumlah usaha petani yang ada, terdapat pelaku pertanian dikalangan milenial. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, Petani Milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.
Pemanfaatan teknologi digital oleh petani milenial ini mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan.
Dari data ST2023, petani milenial yang berumur 19 - 39 tahun di wilayah Bengkulu, baik yang menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi digital ada sebanyak 96.639 orang.
"Jumlah petani milenial Bengkulu mencapai 29,08 persen dari total petani di Provinsi Bengkulu yang sebanyak 332.360 orang," sampai Win Rizal.
BACA JUGA:Dempo Xler Dorong Pelajar Miliki Mental Sadar Pendidikan
Sementara itu, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 107.718 orang (32,41 persen) dan petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 103 orang (0,03 persen).
"Melalaui data petani milenial yang ada dapat menjadi salah satu indikator tingkat regenerasi di sektor pertanian serta menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang diharapkan dapat menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan," ujar Win Rizal.